Minggu, November 04, 2012

Beautiful Indonesia



Indonesia have many potential to be developed. All people in the world should visited Indonesia to prove this statement! Tourism in Indonesia is so wonderful and amazing. We shouldn’t going abroad to see the miracle in another country. Indonesia already have it.

There are many tourism that government didn’t care about it. They don’t do intensive activities like promotion and offer facilities that could get it. Not only government but also the society in Indonesia. We can see many people proud after visited tourism abroad, they published their photos, told the unique food, tradition which different with us.

Indonesia also have it. So many ethnic group, many tradition, believes, foods, historied building, language in different province. We could share this uniqueness to other people in the world and make them visited Indonesia like in uncover destination. We also know that tourist only know Bali when they heard Indonesia. Indonesia with richness destination of tourism should be explored by everyone. They must be supported by citizen, government, stakeholder, media, and also we should recommended this in every way.

Another side of country with terrorism issue and disaster area should be interested thing we could promote to everyone. Indonesia is beautiful with their each uniqueness.

Kamis, Oktober 18, 2012

Tenang Saja, Ada Asuransi…!



Judul TayanganHot Spot
Stasiun Penayang: Global TV
Hari/ Tanggal: Senin, 15 Oktober 2012
Waktu: Pukul 9.30 WIB
Durasi : 30 menit (9 menit iklan)
Iklan: Telkomsel, Surprise Global Tv, Partai Nasdem, Asuransi Axa, Lifebuoy, Okezone.Com, Fruit Tea, Kinder Joy, Salonpas, running text advertorial sms chatdengan Bella, join komunitas Andra and The Backbone, dan Treeji
Produser : Erlangga Yanawiza
Semakin rumitnya kebutuhan manusia terhadap gaya hidup memunculkan beragam fasilitas yang kompleks. Sebut saja asuransi yang dulu tidak banyak pangsanya, kini mulai banyak dan bervariasi, dari milik perusahaan khusus asuransi atau perusahaan besar yang memiliki cabang asuransi.
Bentuk asuransi yang umum antara lain asuransi pendidikan dan kesehatan. Masyarakat diharuskan membayar premi perbulan dengan tujuan mendapat jaminan kesehatan atau jaminan pendidikan jika terjadi apa-apa. Namun, apa jadinya jika asuransi kesehatan mulai menyasar pada anggota tubuh?
Tayangan Hot Spot episode ini menyoroti asuransi tubuh yang tentu saja hanya dilakukan oleh artis luar negeri. Fenomena yang dapat menginspirasi artis Indonesia untuk melakukan hal serupa. Artis-artis yang melakukan asuransi tubuh antara lain David Beckham, Cristiano Ronaldo, Mariah Carey, Jenifer Lopez, dan Keith Richards. Tak tanggung-tanggung mereka mengasuransikan anggota tubuhnya untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang menimpa mereka.
David Beckham mengasuransikan kakinya  $ 70 juta (Rp 675,5 miliar), Ronaldo juga mengasuransikan kakinya $ 144 juta (Rp 1,4 triliun). Mariah Carey mengasuransikan tubuhnya $ 1 miliar (Rp 9,7 triliun!), Jenifer Lopez total mengasurnasikan $ 1 miliar, dan Keith Richards, personel band gaek Rolling Stone mengasuransikan tangannya Rp 14,4 miliar.
Lebih dirinci lagi pada artis J-Lo yang mengasuransikan bagian depan serta bagian belakang tubuhnya dan setiap kilogram dari 54,44 kg tubuhnya hingga ia dijuluki boneka 1 miliar dolar! Tentu saja biaya asuransi mereka sebanding dengan pendapatan yang mereka peroleh.
Sungguh aneh tapi nyata, bagaimana kemudian tubuh menjadi komoditas komersial tidak hanya bagi produk-produk kecantikan namun juga produk asuransi. Mereka mengasuransikan tubuhnya karena anggota tubuh itulah yang menjadi kunci penghasilan mereka, jadi jika terjadi kecelakaan berat, misalnya, mereka lebih mudah mendapatkan perawatan agar performa mereka tetap sempurna atau mendapat pengembalian yang berlipat-lipat. Biaya bukan lagi menjadi hambatan karena keuntungan yang didapatkan sebanding dengan apa yang akan didapat, apalagi kalau bukan jaminan “akan baik-baik” saja terhadap tubuh dan uang mereka.
Tayangan tersebut justru dapat mengisnpirasi agen asuransi mengenai perluasan bisnis agar orang semakin ramai mengasuransikan tubuhnya. Mari kita bayangkan jika pekerja-pekerja yang menggunakan sebagian besar tubuhnya untuk bekerja menggunakan asuransi. Wartawan mengasuransikan jari-jarinya, pemain bola voli mengasuransikan tangannya sehingga tidak khawatir jika mengalami cedera, pembantu rumah tangga mengasuransikan tangan dan kakinya untuk mengantisipasi akibat perlakuan kasar majikannya. Lalu berapa biayanya?
Selain menyoroti asuransi tubuh, Hot Spot  mengulas tentang hari hak asasi hewan dan peringatan hari ulang tahun TNI. Hot Spot dapat dikategorikan mirip dengan On The Spot milik Trans7 namun Hot Spot dikombinasikan dengan selingan tips kiriman pemirsa dan laporan lapangan isu terkini. Sumber utama tayangan ini adalah video-video yang diunggah di laman Youtube yang semua orang dapat mengaksesnya, maka jelas dibutuhkan bumbu cerita unik agar pemirsa terus mengikuti.
Segmen utama Hot Spot adalah ibu-ibu atau pemirsa yang memiliki waktu luang pada pagi hari. Iklan-iklan yang mengiringi tayangan tidak banyak, karena jam pagi bukanlah jam prime time sehingga lebih terkesan santai dan tidak serius. Edisi kali ini dapat dikategorikan sebagai ajakan untuk mengikuti asuransi. Namun tentang asuransi tubuh itu bisa jadi menginspirasi ibu-ibu dan pembantu rumah tangga untuk mengasuransikan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki mereka, sehingga ketika tangan atau kaki terluka tetap tenang saja, kan ada asuransi tubuh.. (Fitri Norhabiba)
Kredit Foto:
http://www.globaltv.co.id/program/getImage/programs/722
http://blogliterasi.wordpress.com/2012/10/18/tenang-saja-ada-asuransi/

Pers Burma Jangan Seperti Indonesia


Kebangkitan pers Burma patut diapresiasi karena proses menuju kebebasan tidaklah mudah. Salah satu petikan pada berita VOA Indonesia 18 Oktober 2012 “Media Corong Pemerintah Burma Ubah Konsep” menyebutkan bahwa pemimpin  redaksinya bergabung dengan Koran New Light of Myanmar setelah mengikuti wajib militer 14 tahun (http://www.voaindonesia.com/content/media-corong-pemerintah-burma-ubah-konsep/1528686.html), bisa dibayangkan berapa lama pers disana selalu di bawah bayangan junta militer dan pro pemerintah.

Pers Burma baru bangkit setelah Aung San Suu Kyi berhasil membawa angin perubahan bagi demokrasi di Burma, yakni dengan berhasilnya ia menduduki kursi parlemen setelah berada di tahanan rumah hampir dua decade (http://www.voaindonesia.com/content/aung-san-suu-kyi-akan-berkunjung-ke-amerika/1508822.html, 15 September 2012). Saat ini pemerintah reformis mengambil alih dan junta militer sudah tidak ada lagi dan pemerintah lebih condong pada publik. Meskipun masih dipegang Thein Sein, halaman untuk era demokrasi tetap ada, setelah ia mulai melunak.

Permasalahan tersebut mirip dengan Indonesia di era sebelum reformasi, dimana media dikuasai oleh pemerintah, kewajiban menyiarkan berita televisi pada jam malam yang seragam, serta tidak transparan mengenai informasi publik. Adanya pemberitaan yang menyinggung pemerintah yang kurang baik, siap-siap berhubungan dengan bui.

Pasca reformasi, bisa dikatakan sebagai kemerdekaan pers. Media cetak, harian, mingguan, majalah mulai bermunculan dengan beragam informasi yang disajikan sehingga tidak ada lagi opresi dari pemerintah. Pemberitaan mulai menunjukkan warna, kebobrokan pemerintah mudah disorot, pers terang-terangan menunjukkan sikap yang selama ini ditutupi.
(sumber http://buanasumsel.com/wp-content/uploads/2010/01/pers2.jpg)

Namun angin kebebasan pers itu tak membawa dampak yang tak sedikit, bisa dikatakan pers kebablasan. Saat ini batas antara kepentingan publik dan kepentingan pribadi menjadi kabur, lebih sering terlihat urusan pribadi berada pada ranah publik. Lihat saja tayangan gosip di televisi yang setiap saat ada dengan konflik yang itu-itu saja. Lalu adanya kebebasan pers ini juga menjadikan orang yang memiliki modal lebih berkuasa terhadap medianya. Ia bebas menentukan corong kepentingannya. Sering dijumpai tayangan serta berita yang muncul kadang tidak memiliki sumber yang jelas, hanya opini yang berkembang.


Berkaca dari hal tersebut, sebaiknya Burma yang mulai berbenah dalam persnya juga melihat perkembangan Negara lain, Indonesia misalnya karena Indoensia dapat menjadi contoh dekat di dalam lingkup ASEAN. Disamping adanya kemudahan untuk mengakses informasi juga perlu ditelusuri fakta dari isu yang beredar. Selain itu untuk mengantisipasi minimnya sumber daya manusia yang mampu memberitakan dengan akurat, Burma dapat mengaplikasikan citizen journalism yang kini sudah ditarapan di Indonesia dan menjadi booming.

Rabu, Januari 11, 2012

Salah Kaprah dalam Entrepreneurship

PENGERTIAN entrepreneurship bukanlah tentang bagaimana menghasilkan pendapatan ataupun membuka usaha dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Menurut pandangan penulis, entrepreneurship seharusnya lebih mengarah pada sikap dan mental yang harus dimiliki seseorang yang akan terjun di dalam dunia usaha. Hal tersebut merupakan dasar penting sebelum praktik di lapangan.

Kenyataan yang ada sekarang, mahasiswa ramai-ramai didorong untuk terjun di bidang entrepreneur. Tetapi porsi gambaran kesuksesan dan kelebihan entrepreneur dibanding pekerja kantoran lebih banyak diungkap ketimbang risiko yang harus ditanggung, sehingga kadang-kadang terjadi mimpi yang lebih tinggi daripada realita yang sesungguhnya. Dampaknya, dapat dilihat pada usaha-usaha yang bermunculan, yang umumnya memiliki usia yang  tak lama.

Bukan berarti mendiskreditkan atau mengecilkan suasana yang baru saja digalakkan, namun akan lebih tepat jika mental entrepreneur ditanamkan sejak awal. Tidak melulu hal-hal yang monoton, seperti kelebihan dan kesuksesan pengusaha. Akan lebih arif jika diimbangi dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka yang terjun di bidang entrepreneur. Nilai-nilai seperti kesabaran, strategi, kemandirian, siap jatuh bangun, dan hal-hal lain yang mendukung tercapainya usaha, perlu dikemukakan juga.

Terjun di bidang entrepreneur adalah pilihan dengan segala konsekuensinya. Saat ini mudah dijumpai pendidikan entrepreneurship secara instan, bahkan tak menghargai proses. Ingin segera terlihat hasilnya, namun usaha yang dijalankan tak gigih.

Sebagai tambahan, entrepreneur berbeda dari pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mampu menciptakan lahan penghasilan bagi diri sendiri atau orang lain dan belum tentu menyejahterakan orang banyak. Sementara entrepreneur, berada pada tataran makro, ia mampu menyejahterakan dengan mempekerjakan orang banyak. Pada tataran mahasiswa, mental entrepreneur dapat diciptakan, dan terus dimotivasi

Minggu, April 24, 2011

Kepuasan Batin


Berbagi dengan sesama menunjukkan kepedulian dan kebersamaan. Kita bisa berempati, merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan memberi les privat, kita berkesempatan memperoleh pengalaman walau kita tidak selalu mengharapkan bayaran.

Di sini kita dituntut lebih disiplin saat mengerjakan tugas kuliah. Jangan lagi menunda-nunda dan bermain terlalu banyak agar memiliki waktu lebih untuk bersosialisasi dan memperluas jaringan.

Kemampuan untuk kreatif menjadi tantangan tersendiri saat mengajar. Kita harus menghidangkan materi dengan ide-ide segar agar tidak membosankan. Walau waktu untuk diri sendiri berkurang, tidak menjadi beban bila dilakukan dengan gembira.

Iklan-Iklan Melecehkan Perempuan


Pada zaman serba berbau teknologi ini, kemajuan demi kemajuan serta perkembangan akan sutu bangsa berlangsung sangat cepat. Kemudahan akses yang ditawrakan serta keterjangkauan harga yang diberikan semakain mempermudah konsumen untuk memiliki.

Persaingan antar industri untuk mendpatkan konsumen barbgai kalangan sudah pasti menjadi bagian yang tak dapat dilepaskan. Strategi demi strategi digencarkan agar kue konsumen tetap setia dengan produk-produk yang sifatnya konsumtif.

Adalah dengan beriklan untuk mempromosikan suatu produk agar selain dikenal khalayak luas juag menumbuihkan needs dan wants calon konsumen. Nmaun seringkalai yang dilupakan ialah etika beriklan yang baik. Terlepas dari siapa pembuatnya, tak dapat dipungkiri bahwa industri yang menuntut serba kreatif kini banyak didomonasi kaum lelaki.

Banyak iklan yang menampilkan perempuan sebagai ikon penjual. Tubuh permpuan dijadikan komoditas agar konsumen mau menggunakan produk yang ditawarakan. Tubuh perempuan adalah representasi dari kondisi yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh setiap wanita. Sebut saja produk pelangsing, susu, sabun dan produk kecantikan.

Perempuan dijadikan aset sedemikan sehingga dapat memuaskan laki-laki. Citra perempuan hanya sebatas dengan menggunakan produk tersebut, maka akan sama dengan bintang iklan yang ditampilakn. Sungguh ironi mengingat keberagaman yang membuat hidup ini indah. Bukan keseragaman yang justru menjadikan keadaan monoton.

Tak sedikit korban iklan yang jatuh hati pada produk yang ditawarkan. Representasi permepuan dalam iklan ditampilkan dengan body langsing, wajah cantik putih, hidung mancung, dan rambut panjang lurus. Citra yang ditampilkna secara tidak langsung menyalahi pemberian dari Tuhan. Kesempuranaan yang ditampilkan menyeragamkan perempuan bahwa tubuh yang ideal adalah seperti di iklan. Ditambah lagi bahwa tubuh yang demikian adalah yang disukai laki-laki.

Perempuan yang digambarkan ikut menikmati setiap apa yang dilekatkan pada dirinya. Sebuah bentuk penindasan baru bagi perempuan di era kemajuan yang sangat cepat. Laki-laki sebagai pihak yang menjadikan perempuan sebagai objek pemuas laki-laki.

Setiap tubuh perempuan adalah komoditas yang dapat dijual. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, pernak-pernik yang menempel pada wanita adalah hal yang wajib. Bahkan tubuh wanita juga menjadi komoditas untuk iklan laki-laki. Tubuh wanita sama dengan sumber uang.

Hal ini memperkuat bahwa perempuan adalah kelas kedua dan posisinya tidak sejajar. Sungguh suatu hal yang timpang, mengingat sampai saat ini posisi wanita belum bisa naik kelas.

Dengan posisi yang tak diuntungkan ini, perempuan belum sepenuhnya bisa mamberontak. Karena keadaan yang terus-menerus dikomodifikasikan akan menjadi sebuah hal yang diterima oleh umum. Banyak kasus perempuan tidak percaya diri dengan tubuh yang dimiliki. Mulai dari diet ma2ti-matian untuk mendapat tubuh sempurnba, permak wajah dan kulit untuk mengubah warna asli kulit.

Sebagai perempuan, kita selayaknya mencintai tubuh kita sendiri. Tidak dengan ikut menikmati komodifikasi yang diciptakan oleh laki-laki. Menerima keadaan tubuh apa adanya. Mensyukuri karunia Tuhan dan menyadari bahwa ciptaannNya tidak ada yang salah. Karena kita masing-masing unik. Keberagaman menjadikan kita semua satu.

Sebagai bentuk langkah kecil, mari kita mulai dari diri sendiri untuk tak terpengaruh bahasa iklan-iklan yang diciptakan oleh laki-lakai. Yang menjadikan tubuh perempuan sebagai aset. Mengurung perempuan dalam keseragaman yang berimbas pada hilangnya jati diri.

Galakkan Budaya Baca


PENJIPLAKAN makin merebak di kampus seiring dengan kemajuan teknologi. Kemudahan akses juga membuka jalur kemudahan untuk menjiplak.

Kasus yang sering dijumpai, satu referensi menjadi acuan bagi banyak orang. Itu pun mereka lakukan tanpa mencantumkan sumber referensi dalam karya tulis. Plagiarisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), merupakan penjiplakan atau  pengambilan karangan, pendapat, dan lain sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.

Kehadiran internet dengan mesin pencari memberikan banyak informasi yang dibutuhkan, yang kemudian menimbulkan penjiplakan. Setiap orang dapat mengopi tulisan, lalu mengganti nama penulis dengan nama sendiri.

Lebih parah lagi, hasil penjiplakan itu disebarluaskan di internet, sehingga orang tak mengetahui lagi siapa penggagas yang asli. Sering kali kita jumpai artikel-artikel dalam blog yang serupa tetapi dari penulis berbeda.

Dalam lingkup akademik, banyak ditemui kasus penjiplakan. Sejauh ini ada sanksi berupa pemberian nilai nol. Dan, yang lebih berat diberhentikan sementara dalam studi. Namun bagi dosen belum ada pencopotan jabatan, karena berhubungan dengan mekanisme profesi yang digaji pemerintah.

Alasan di balik penjiplakan beragam. Mulai dari kekurangan referensi, tenggat waktu yang sempit, hingga malas membaca. Padahal, sebenarnya hal itu dapat disiasati dengan membahasakan kembali menurut penulis serta mencantumkan sumber kutipan sesuai dengan kaidah pengutipan.

Menyikapi hal itu, setiap individu dapat memulai perubahan pada diri sendiri. Tanamkan pada diri untuk membaca dan menghindari penjiplakan. Di kampus juga perlu digalakkan kembali larangan menjiplak dan pemberian sanksi tegas bagi pelanggar. Karena, tak jarang peraturan tertulis tersebut tak disosialisasikan secara kontinu.

Yang tak kalah penting adalah budaya membaca. Banyak membaca jelas memperkaya wawasan, sehingga dapat menekan penjiplakan. Kemauan membaca dapat dipaksakan dengan pengaktifan forum diskusi yang berkesinambungan. Forum diskusi menjadi ajang bertukar pikiran, berdebat, dan melengkapi pengetahuan dari berbagai sudut pandang.

Selasa, September 14, 2010

Rombak Sistem Pendidikan

           Mahalnya biaya pendidikan bukan lagi menjadi isapan jempol belaka. Sekarang, baik institusi negri maupun swasta punya tarif yang relatif sama untuk pengembangan pendidikan.

Tidak cukupkah subsidi pemerintah? Tak bisa dipungkiri  bahwa di era kapitalisme ini uang sebagai salah satu modal kelangsungan hidup. Modal yang dimiliki seseorang haruslah lengkap untuk bertahan di era kapitalisme. Pemerintah sendiri menganggarkan dana untuk pendidikan tak lebih dari 50%.

Jangan sampai terjadi swastanisasi institusi negri, karena akan semakin memberatkan rakyat mengemban biaya pendidikan. Perekonomian rakyat belum sepenuhnya mampu untuk menanggung biaya pendidikan yang tinggi. Sekolah gratis menjadi solusi bagi institusi yang ada, khususnya negri.

Saat ini yang sering dijumpai, sekolah gratis dengan sekolah berbayar punya perbedaan meskipun menyandang negri. Pelayanan yang berbayar lebih baik daripada gratis. Hal demikian menjadi cermin bagi pendidikan sekarang. Sekolah gratis belum tentu menjamin kualitas baik.

Besarnya modal keuangan yang dibutuhkan dalam institusi dapat disiasati dengan memaksimalkan fasilitas yang ada. Dengan fasilitas-fasilitas yang sudah ada di institusi, peran pengajar diharapkan menjadi fasilitator agar proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan berguna. Tidak hanya menjadi hafalan semata.

Menurut penulis, pendidikan saat ini (terutama jenjang SD, SMP, SMA) penuh dengan materi hafalan. Tiap murid belum tentu menguasai semua mata pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu jika sistem diubah menjadi sesuatu yang berguna akan lebih baik. Belajar tidak hanya membaca, menulis, dan menghafal, tapi praktik juga tak kalah porsinya.
Disinilah peran pemerintah seharusnya di tengah. Hal itu sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 31ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapat pendidikan. Pasal 31 ayat 2, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasare dan pemerintah wajib membiayainya. Sehingga meskipun ada yang berbayar dan gratis, akses mendapat pendidikan sama. Meskipun pelayanan yang didapat berbeda. Yang terpenting adalah bagaimana individu dapat memaksimalkan apa yang ada dan guru suskses sebagai fasilitator bagi muridnya.

Berkaitan dengan biaya, jika ada sumbangan bersifat wajib namun untuk peningkatan kualitas siswa tidak masalah. Karena sekolah pasti mengetahui bahwa semua sumbangan tidak bisa dipukul rata. Subsidi silang juga bisa berasal dari golongan menengah ke atas untuk peningkatan mutu siswa. Besarnya biaya pendidikan tak luput dari peran pemerintah yang ingin menyejahterakan rakyat. Semua adalah untuk kepentingan rakyat. Subsidi yang diberikan agar dapat dimaksimalkan sebaik-baiknya.

Pendidikan berasal dari kata didik yang bisa disejajarkan dengan makna mengajar, memberikan ilmu. Pendidikan di Indonesia belum bisa seperti di Jepang yang menggratiskan muridnya bersekolah. Di Jepang sendiri, pendidikan gratis mempunyai konsekuensi murid-murid  mempunyai etos kerja tinggi dan menghargai waktu. Kondisi seperti itu belum bisa dijumpai di Indonesia.

Faktanya, meskipun beberapa sekolah telah gratis, semangat siswanya belum sepenuhnya tinggi untuk mencari ilmu. Banyak murid yang menyepelekan dengan pendidikan gratis. Seringkali menjadi kendala adalah kualitas murid yang belum sepenuhnya baik, meskipun pendidikan beberapa telah gratis. Hal tersebut menjadi salah satu batu sandungan pemerintah dalam meningkatkan pendidikan.

Sebaiknya, gratis dijadikan sebagai kompetisi untuk mendapat pendidikan yang lebih baik, terutama bagi yang kurag mampu. Peningkatan kualitas tenaga mengajar perlu dilakukan agar murid tidak hanya menerima apa yang dipelajari, tapi juga mengkritisi dan mempraktikkan apa yang yang dterima. Kemudian minat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan perlu dipupuk sejak dini. Hal itu dapat diterapkan pada pemberian standar nilai tertentu bagi sekolah gratis. Sehingga diharapkan murid akan berkompetisi sehat dan mempunyai etos kerja tinggi serta meningkatkan kualitas bangsa.

Dengan demikian, pembaruan sistem pendidikan harus dilaksanakan. Suasana kondusif agar ditegakkan. Sehingga jika biaya gratis bukan lagi mimpi, para pencari ilmu akan mengahragai dan mempunyai etos kerja tinggi karena dihadapkan pada kuota dan seleksi. Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sitem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketawaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Memaksimalkan Warisan Leluhur

Cagar budaya termasuk salah satu aset yang harus dilestarikan. Benda-benda kuno tersebut merupakan bentuk nyata peninggalan yang diturunkan turun-temurun.Undang-undang Republik Indonesia no 5 tahun 1992 tentang benda cagar budaya merupakan wujud murni bahwa penanganan benda cagar budaya dilakukan secara khusus dan dilindungi undang-undang. Dalam pasal 2 disebutkan perlindungan benda cagar budaya dan situs bertujuan untuk melestarikan dan memanfaatkannya untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Warisan budaya menururt Davidson (1991:2) diartikan sebagai produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi eleman pokok dalam jati diri suatu kelompok atau bangsa. Tempat-tempat bersejarah termasuk dalam warisan budaya tidak bergerak, selain itu ada juga bentang alam darat maupun air, banguna kuno, dan atau bersejarah, patung-patung pahlawan (Galla, 2001: 8).

Sebagai generasi muda yang hidup di era modern, tugas kita adalah ikut merawat dan bukan merusak atau menghancurkan. Namun kondisi ekonomi yang mendesak maupun ingin mengntungi keuntungan pribadi, menjadikan warisan harus lenyap diambil orang yang tak bertanggung jawab. Perbuatan demikian justru semakin membuat citra daerah menurun.

Untuk mengantisipasi kejadina tersebut atau mencegah bangunan tua dihancurkan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, merenovasi tanpa menghilangkan bentuk asli warisan yang ada. Setelah sebelumnya mengamati serta meneliti kerusakan dan menentukan bentuk perbaikan agar gedung tetap berdiri dan tidak rapuh. Misalnya mengecat ulang dan menyemen bagian-bagian yang sudah hampir lapuk.
Kedua, menjadikan gedung-gedung tua sebagai tempat wisata sejarah yang dapat digabung dalam rangkain wisata kota. Jika tidak, gedung tua yang nampaknya tidak berfungsi dapat juga dijadikan sebagai gedung kesenian yang berisi agenda-agenda menarik atau sebagai gedung pertemuan. Bisa juga menjadi museum mini yang peralatnnya berasal dari purnawirawan yang sudah pensiun. Dengan demikian para pejuang juga mendapat pengharagaan.

Ketiga, untuk mencagah pencurian barang-barang sejarah perlu keterlibatan semua pihak untuk ikut menjaga dan melestarikan benda kuno. Tidak hanya pihak pemerintah saja yang perlu melindungi, namun masyarakat juga. Pemerintah dapat mensosialisakan agar peran serta masyarakat juga terlibat dalam pemeliharaan warisan leluhur.

Keempat, promosi yang gencar menganai tourism lokal dengan segala keunikannya. Sehingga aset tersebut selain dilsetarikan juga sebagai objek wisata yang tentu saja menambah pemasukan daerah. Promosi yang disuguhkan harus unik. Misalnya wisata sejarah kota dengan serangkaian kombinasi acara kunjungan ke berbagai tempat-tempat sejarah dan tempat wisata. Dapat juga dilengkapi dengan cinderamata khas kota tujuan, sehingga semakin menyemarakkan suasana pariwisata.

Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan potensi kota dapat terangkat, perekonomian naik, dan citra daerah semakin baik di lingkup nasional maupun internasional. Hal tersebut perlu disosialisikan pada masyarakat dan pengelola aset daerah. Sehingga warisan budaya leluhur dapat berungsi maksimal dan nilai-nilai budaya tetap lestari.

About Semarang

Do you know Semarang? Semarang is the capital of Central Java. Actually, Semarang famous with Lawang Sewu and Tugu Muda. Not only that, but there are many places for you to be the destination wen holiday. There are some following places that you can visit:
  • Sam Poo Kong
Its located on Gedung Batu. The place isfor the Buddhist pray. The history said that long-long ago Semarang was not land, but full of ocean. Basedon myth, Laksamana heng Ho ever landing the ship in Semarang. Some people said that Cheng Ho was Moslem, but the other said cheng Ho was Buddhist. Whatever with the controversy, Sam Poo Kong was a beautiful place to visit. Sam Poo Kong has large area and few place for pray.
.
  • Wonderia
Wonderia is like TMII in Jakarta. But TMII larger and more complete than wonderia. In Wnderia, you cantry to play many game tools like bom-bom car, rumah hantu, kurungan burung, train, etc. The place always full and crowded when weekend. Lets enjoy the game!
  • Maron Beach
This is a new beach in Semarang. The beach was origin, but it is not like the beach in Baly. To reach the beach, you must thgrough the way full of stone. Inspite of that, the beach was beautiful.
  • Marina Beach
This is the sham beach in Semarang. You can enjoy the scenery. Marina beach was not far with Maron. Beside the beach, you can enjoy in swimming pool and other facilities like Maerokoco-the miniature of Central Java. To reach the Marina, you can go by car or motorcycle.
  • Mangkang Zoo
Its located in front of the new terminal in Searang. Its in border between Semarang and Kendal. There are many animal collection to view. The place was large and col. And easy to reach the zoo.
  • Ungaran Mountain
This is the one mountain that Semarang have. The mountain unactive and was not dangerous, so it’s the right place for climber to climb the mountain. The scenery surround the mountain was beautiful. The weather around that was cold. In Ungaran mountain also found Gedongsongo temple.

  • Gedongsongo Temple
It’s the famous place to visited. Based on the name, in there found nine temple. To rech one temple to other, you must walk very far and up because the temple was in plateau.

  • Bandungan
Bandungan was like Puncak-West Java. In there, you can find the hotel, horse, flower seller, and absoloutely special food seller too. The weather was cool but still interesting to visit. The place always crowded when holiday and weekend.
  • Old City
The area waslocated in downstairs Semarang. The weather was hot. In rainy days, sometimes the place touched of flood. Old city-like the name, have an old building, remaining colonize. For example Blenduk church, Koperasi Batik, etc.
  • Ronggowarsito Museum
Its one place to learn the history. In Ronggowarsito, you can find the remaining tool colonize, etc. It’s the right place to more know about what happened in past.
*Sorce: All photos from the net

Pers kampus: Hidup Segan Mati Tak Mau

Melihat perkembangan pers saat ini, bak makan buah simalakama. Jika pers sebelum orde baru lebih mengarah pada pergerakan melawan rejim lama, pers sekarang belum jelas arahnya. Pers mahasiswa mengalami kemunduran dalam perjalanannya.

Sejak negara menganut kebebasa pers, media-media banyak yang hilang kendali. Dalam artian terdapat penurunan daya kritis yang dipegang. Pemberitaan yang seragam dan kurang mendalam lebih mudah dijumpai daripada yang kritis. Pers mahasiswa semakin pasang surut lajunya.
Pers mahasiswa sebagai ujung tombak perjuangan kampus masih dihadapkan pada berbagai kendala. Kendala eksternal berhubungan dengan masa studi. Kendala internal berhubungan dengan jumlah sumber daya manusia yang tak menentu. Karena saat ini idealisme pers bermacam-macam. Background anggota ikut memengaruhi pemberitaan yang disajikan.

Selain itu, jumlah pembaca pers kampus tak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang ada. Seringkali topic yang diangkat tak lagi dibahas secara mendalam, bahkan basi. Belum lagi pada kendala penerbitan yang tidak teratur karena terbentur dana. Masalah-masalah yang demikian hampir semua ada di pers kampus.
Agar pers kampus tak semakin tenggelam, perlu pemantapan dari anggotanya dalam visi dan misi. Tetap idealis namun kritis, serta dapat diterima berbagai pihak. Kreativitas perlu ditingkatkan untuk menghidupkan kembali pers kampus dengan nuansa yang interaktif.

Yang pasti, pers kampus sebagai aspirasi mahasiswa untuk membawa perubahan. Dalam lingkup kecil, sebagai media penyalur aspirasi pada birokrat kampus dan tak menutup kemungkinan pada hal-hal besar yang dapat diimplementasikan di kampus untuk perubahan yang lebih baik.
Kemudian hal-hal tersebut dipadukan dengan kecanggihan teknologi informasi. Pers kampus tidak boleh ketinggalan dalam memberikan berita penting bagi pengembangan daya kritis mahasiswa.

Selasa, April 06, 2010

Banyak Jalan Menuju Roma

Pilkada yang akan dilaksanakan tahun 2010 di kota dan kabupaten se Jawa Tengah menarik untuk diamati. Salah satunya adalah pengusungan partai politik terhadap calon kepala daerah. Sebagaimana diketahui bahwa selain calon independen, juga terdapat calon yang berasal dari parpol.
    Persoalan calon independen menarik untuk kita simak.Mereka dengan sekuat tenaga membentuk tim sukses, mencari dukungan, menyusun strategi 'tempur', bahkan  bisa kampnye dilapangan pun akan mereka lakukan sendiri.
    Demikian beratnya berbagai tantangan dilalui oleh calon independen menjadikan peluang itu tak banyak yang menggunakannya, kecuali bagi mereka yang benar-benar bermental petarung dan selalu optimis dalam segala tindakannya.
    Karena itu para bakal calon kepala daerah lebih ingin diusung oleh partai politik, tentu saja dengan konsekuensi mereka akan lebih banyak mengeluarkan kocek untuk mendapatkan tiket dari parpol yang bersangkutan. Alasan lain tentu saja calon pendukung dianggap semakin jelas, setidaknya adalah dari para konstituen parpol. Belumlagi pendukung dari luar parpol pengusung. Sehingga dari sini bisa diprediksi berapa kekuatan yang akan bisa diperolehnya.
    Melalui parpol juga akan memperingan proses kampanye. Sebab dari sana kader partai kan turun ke jalan untuk menjaring massa. Mesin kemenangan akan terus bergerak meluas.
    Melihat kenyataan tersebut, suara dari partai politik diprediksikan lebih tinggi daripada ketika ia maju dari jalur independen. Karena dari parpol anggotanya jelas dan sukungan yang diberikan pun biasanya penuh.
    Hanya saja hal inijuga masih tergantung dari kinerja tim sukses dan popularitas calon. Calon independen tidak serta merta pesimistis jika lawan yang ada di depannya tidak sepopular dirinya. Bagi yang belum popular tidak perlu berkecil hati, karena popular itu pun tidak perlu dibangun bertahun-tahun sebelumnya. Istilahnya, dalam hitungan menit popularitas itu bisa dibangun. Ia bisa diburu dari sebuah kreativitas dan improvisasai pemainnya. Dan tentunya akan lebih mudah ia didapatkan, yaitu dengan membeli. Sepanjang koceknya tebal bakal calon walikota tak akan kesulitan membangun popularitas.
    Mekaninsmenya, parpol-parpol membuka pendaftaran calon pemimpin daerah. Berbagai persyaratan disebutkan agar calon kepala daerah dapat melengkapai apa saja yang dibutuhkan. Kemudian parpol akan memverifikasi  berkas, meninjau, dan akhirnya mengusung sebuah nama untuk didukung. Semuanya berproses, sebab banyak pertimbangan sebelum memutuskan memilih nama calon.
    Pemahaman selama ini, calon kepala daerah yang diusung adalah kader atau anggota yang sudah lama berada dalam partai politik, bukan calon dari luar yang meminta dipinang oleh partai. Namun yang terjadi parpol dengan terbuka menerima pendaftaran calon kepala daerah yang ingin didukung. Tentu saja dengan syarat-syarat tertentu.
    Sosok yang kharisma tidak cukup untuk membuat parpol melirik calon yang mendaftar. Selain kepribadian yang baik, tentu saja visi misi yang diusung sejalan dengan partai.
    Ketika calon dari luar meminta untuk didukung, banyak konsekuensi yang harus ditanggung. Terdapat kesepakatan yang akan disetujui bersama mengenai kelanjutan pengusungan. Yang menjadi pemandangan yang lumrah adalah proses mendapatkan tiket dari parpol. Sudah bukanrahsia lagi bahwa nilai rupiah sangat dominan, lebih-lebih jika pendaftarnya bukan berasal dari keluarga besar partai.
    Alasannya sederhana ketika rupiah dilibatkan dalam mengatasi kebuntuan itu, yatu bahwa partai membutuhkan dana besar untuk biaya operasionla partai baik yang terkait dengan pemilukada atau tidak. Nilainya tentu saja miliaran rupiah.
    Cara semacam ini sebenarnya sudah m embuka kran kebobrokan semakin lebar. Pembelian tiket sebenarnya tidak bis akita toleransi di era membangun demokrasi secara sehat. Perjalanan demokrasi yang tertatih-tatih in masih saja dicoreng pleh praktik jual beli tiket dalam proses pemilihan pimpinan.
    Logikanya, figur yang terpilih tidak akan begitu saja merelakan modal yang sudah dikeluarkannya, kecuali orientasi mereka murbi untuk membangun daerahnya. Mereka di hari kemudian akan mengotak-atok besaran modal, lalu bagaiman cara mengembalikannya, sekaligus untuk mendapatkan untug dari jabatan yang pernah direbutkan itu.
    Dari sini peluang untuk mengegah-eguhkan sumber dana dilakukan. Tak sedikit para pemimpin yang terjerumus korupsi, suap,dan nepotisme.
    Selain berpeluang korupsi diperkirakan juga kan muncul politik bals budi. Kepala daerah aikan mempermudah urusan apa yang diminta parpol. Objektivitas taka kan bisa terjamin lagi. Urusan dan keinginan parpol pengusunglah yang menjadi prioritas. Lagi-lagi dalam hal ini rakyat yang dirugikan.
    Yang jelas banyak jalan menuju roma. Waktu bukan menjadi ukuran mereka untuk bersosialisasi. Banyak cara instan umtuk mendapatkan tiket sebagai calon kepala daerah.

kontroversi penggabungan UN dan SNMPTN Belum Tepat Sasaran

Sejak akhir Ujian Nasional tahun lalu, muncul usulan agar ujian nasional digabung dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi. Hal ini merupakan itikad baik pemerintah agar beban siswa yang lulus tidak bertambah. Sebab, soal ujian nasional dan soal seleksi masuk perguruan tinggi berbeda. Soal ujian nasional berdasarkan apa yang dipelajari di sekolah, sedangkan soal ujian masuk perguruan tinggi didesain dengan pengerjaan penuh trik bahkan seringkali tidak dipelajari di bangku sekolah. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan agar siswa tidak hanya mengejar lulus sekolah, namun juga lolos perguruan tinggi. Banyak yang mengeluh soal tes masuk perguruan tinggi tidak sesuai di bangku sekolah.
Saat ini yang patut diperhatikan adalah tidak semua lulusan sekolah menengah akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada siswa yang sudah punya rencana setelah lulus bekerja atau rencana lain selain kuliah. Jika kuliah, tidak semua siswa melanjutkan di perguruan tinggi negeri.
Kebijakan untuk menggabungkan UN dan SNMPTN sebaiknya perlu ditinjau ulang, mengingat beberapa alasan tersebut. Jika digabung, maka mau tidak mau siswa ada keharusan masuk perguruan tinggi. Kemudian beban siswa akan semakin bertambah jika mereka tidak lulus. Itu berarti impian mereka untuk melanjutkan pendidikan pupus, sebab tahun depan masih mengulang dengan jumlah pesaing yang tidak sedikit. Nilai yang harus didapat pun harus tinggi, karena tiap perguruan tinggi punya pass in grade yang berbeda. Hal ini semakin menjadi beban siswa untuk mencapai target lulus dan lolos. Padahal, seringkali dijumpai siswa mendapat nilai ujian nasional beda tipis dengan standar kelulusan yang ditetapkan. Sementara di perguruan tinggi sendiri untuk kriteria calon mahasiswa syarat-syarat yang diperlukan bukan hanya dari nilai ujian nasional, misalnya kesehatan, fisik, IQ, dan lain sebagainya.
Lalu jika penggabungan benar terjadi, akan ada regulasi baru untuk lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke perguruan tinggi setahun atau dua tahun berikutnya. Dan mungkin akan ada pnghapusan jalur PMDK. Serta ada pula regulasi khusus untuk lulusan kejar paket C. Hal ini justru menjadikan akses mendapat kesempatan pendidikan yang sama semakin dibeda-bedakan.
Pemerintah perlu meninjau ulang dan memperhatikan semua lulusan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan paket C. Jangan semakin mempersempit pilihan untuk melanjutkan pendidikan dengan peraturan baru yang kurang tepat sasaran.

Rabu, Januari 06, 2010

Tingkatkan Dunia Industri Kreatif

Adanya krisis global pelan-pelan berdampak pada setiap sektor perekonomian. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang juga merupakan sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama dirasakan oleh rakyat kecil.


Di Indonesia jumlah wirausaha hanya 0,18%, idealnya dibutuhkan 2% wirausaha untuk menggerakkan perekonomian di suatu negara. Wirausaha juga sebagai penopang ekonomi bangsa.

Menciptakan ikim untuk berusaha membuat orang mengoptimalkan kerja otak. Karena butuh kreativitas untuk mengatasi permasalahan hidup dan memanfaatkan peluang yang ada.

Industri kreatif tidak ada matinya. Sebab pada dasarnya manusia suka hal-hal yang berbau keindahan. Dengan adanya industri kreatif berarti telah menciptakan inovasi yang tepat guna, bermanfaat, dan tentu saja mampu menghidupi kebutuhan masyarakat.

Namun demikian, tidak hanya berinovasi, tetapi juga membangun jaringan, mengelompokkan bidang industri-industri kreatif tersebut. Disinilah peran pemerintah untuk membina, mengalokasikan, dan ikut serta memasarkan pada pihak yang tepat. Selain itu pendidikan kewirausahaan juga harus dimasukkan dalam kurikulum sejak di bangku sekolah.

Berlaku Seperti Guru

Arti pahlawan tidak sama dengan pemimpin. Karena sesungguhnya tiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Sedangkan pahlawan adalah orang yang dengan segenap kemampuannya berbuat banyak untuk orang lain di lingkungan sekitarnya. Lebih jauh lagi, pahlawan mampu menggerakkan orang-orang disekitarnya untuk berbuat jauh lebih baik. Sehingga perubahan terjadi ke arah yang semestinya.


Penganugerahan nama pahlawan selain karena jasa-jasa yang diberikan selama hidup, juga imbasnya dalam perilaku dan pemikiran masyarakat. Seseorang dicitrakan positif adalah berdasar informasi yang ada di sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut dapat dilihat dari tindak nyata yang telah dilakukan.

Banyaknya pahlawan di Indonesia adalah berdasar apa yang telah diperbuat dalam hidupnya. Apa sumbangannya bagi negara.Gelar pahlawan tidak hanya disematkan untuk dihafalkan, tetapi adalah tentang bagaiamana jasanya dikenang dan perjuangannya tetap diwujudkan dalam keseharian oleh bangsa.

Penganugerahan gelar pahlawan selalu identik dengan usaha fisik yang dilakukan seseorang dan tentu saja yang menarik simpati penguasa. Lihatlah jasa pahlawan yang ada di Indonesia, dianugerahkan kebanyakan karena jasa fisiknya, tetapi melalui jasa pikiran tidak lebih banyak.

Kejahatan Soeharto terbayar oleh kebijakannya dulu semasa menjadi pemimpin oleh hal-hal yang tampak nyata oleh rakyat yaitu kesejahteraan rakyat. Mungkin oleh penguasa saat ini masih ada hal yang kurang pada jasa Bung Tomo untuk disebut sebagai pahlawan. Padahal Bung Tomo juga seperti pahlwan revolusioner yang lain, yang dengan gagah berani menghadapi penjajah di tanah air.

Sebenarnya apa kriteria menjadi pahlawan, apakah harus selalu dibawah tangan sang penguasa negri seseorang dianugerahi gelar pahlawan. Untuk hal demikian, rakyat yang harus bersuara. Karena seseorang yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik di dalam suatu tempat dapat disebut pahlawan. Baik melalui pemikuran maupun tindakan yang selalu menginspirasi rakyat untuk tetap berbuat baik.

Tidak menjadi soal ketika ada beberapa orang yang belum diakui sebagai pahlawan. Yang penting adalah anggapan rakyat mengenai seseorang layak disebut pahlawan atau tidak. Jadi sosok pahlawan sendiri melekat pada rakyat, bukan sekedar didengung-dengungkan oleh Presiden. Bersikap seperti guru, yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tidak mengharap namanya dicantumkan dalam daftar nama pahlawan, tetapi jasa-jasanya selalu diteruskan oleh anak bangsa.

Lalu bagaimana dengan Gus Dur?

Kejahatan Teknologi Pendidikan

Pendidikan yang berarti adalah suatu proses yang bereksinambungan, dari lahir sampai mati. Ketika pendidikan mulai berbelok ke arah yang tidak benar, yang terkena dampaknya adalah semua yang terlibat di dalamnya.Walaupun yang melakukan hanya segelintir orang yang kadang tidak bertanggung jawab.


Hal tersebut menunujukkan bahwa pendidikan rentan terhadap penipuan. Penipuan itu berarti pembodohan pada diri sendiri dan berujung pada ketidakpercayaan.

Hal tersebut memperlihatkan pula bahwa pendidikan kita masih lemah, belum maju. Terbukti masih saja ada saja celah yang dapat dimasuki oleh orang-orang yang licik.

Makna pendidikan sebenarnya ada dalam proses dan bukan hasil akhir. Dimana dalam proses diharapkan kualitas menjadi lebih baik. Jika fenomena ”aspal” (asli tapi palsu) masih saja terus terjadi yang perlu dikhawatirkan adalah kualitas dari kaum terdidiknya.

Sebagaimana terdapat ungkapan yang mengatakan bahwa guru berarti digugu dan ditiru (dianut dan ditiru). Jika ada kejadian aspal, maka pertanyaan yang muncul pertama kali adalah ”Siapa gurunya?”. Padahal guru tidak mengajarkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi murid asuhannya. Pada murid asuhannya lah pengetahuan menjadi dikembangkan, apakah menjadi baik ataupun buruk.

Sebenarnya apa yang diinginkan dari aspal tersebut? Tenar? Perlu disadari bahwa pendidikan itu penting, tapi jauh lebih penting adalah aplikasi dalam kehidupan dari pendidikan yang telah dienyam. Bagaimana dengan pengetahuan, sesuatu menjadi lebih berguna ke arah yang lebih positif dan mengurangi hal-hal yang dinilai negatif.

Kemajuan teknologi tidak seharusya dijadikan ajang kejahatan, apalagi dalam kejahatan memalsukan nilai. Kualitas seseorang tidak hanya dinilai dari besar kecilnya nilai yang diraih, tapi berdasarkan kualitas yang diantaranya terdapat dalam skill dan potensi.

Hal ini menjadi masukan penting bagi institusi agar lebih tanggap terhadap kejahatan teknologi. Misalnya dapat dimulai dengan suatu langkah perubahan memperketat sistem agar tidak kebobolan, disamping menggunakan nilai sebagai syarat utama.

Dan yang tak kalah penting adalah jauhkan dari uang pelicin. Segepok uang pelicin tidak menjamin kualitas. Ijazah ataupun hal yang mendukung dalam bentuk hitam diatas putih tidak bisa hanya dinilai dengan nominal uang. Bagi yang tidak mampu / memenuhi standar memang sebaiknya tahu diri. Karena keinginan tanpa kemampuan yang memadai tidak efektif.

Kontroversi Penggabungan S1 dan S2

Pernyataan rektor UI tentang penggabungan S1 dan S2 patut mendapat apresiasi dari lingkungan akademik. Dengan demikian masa studi tidak perlu terlalu lama dan tidak banyak menghabiskan biaya.

Namun yang menjadi permasalahan, sudah siapkah sumber daya manusia (SDM) di Negara kita? apakah dengan adanya penggabungan S1 dan S2 sudah menjamin kualitas sarjana-sarjaan yang dihasilkan? Atau bisa saja jikapenggabungan benar-benar terjadi, hanya mengejar kuantitas lulusan S2. Dengan harapan bahwa lulusan S2 banyak, berarti calon ilmuwan dan peneliti tidak kurang.

Bukan tentang gelar atau jumlah yang dikejar, tapi kualitaslah seharusnya yang harus ditingkatkan. Setiap birokrasi, akademisi, mahasiswa, dan praktisi punya kemauan untuk maju dan mengembangkan ilmunya. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk menggerakkan penelitian, pemberian apresiasi yang besar untuk mahasiswa yang mau mengembangkan ilmunya atau menginspirasi lingkungan sekitarnya. Sehingga menuju jenjang S2 pun punya persiapan yang mantap.

Perbaikan yang diterapkan pada jenjang menengah. Setiap tahun banyak lulusan SMA yang tak terserap di perguruan tinggi karena terkendala biaya. Seharusnya hal-hal tersebut diatasi dengan cepat dan tak perlu berulang-ulang tiap tahun muncul. Pendidikan boleh murah asal kualitas bukan murahan.

Hal tersebut juga berlau untuk S1 ke S2. Biaya menjadi faktor penyebab sedikitnya jumlah mahasiswa S2 dibanding S1. Jika penggabungan S1 dan S2dilaksanakan, pemberian beasiswa yang harus digencarkan namun kualitas juga ditingkatkan.

Tetapi hal itu kembali lagi pada diri sendiri untuk mau memperdalam dan membangun ilmu yang sudah didapat.

Selasa, Desember 29, 2009

Menuju Pilkada yang Lebih Baik

Tahun 2010 merupakan pemilihan kepala daerah pertama yang dilakukan waga Semarang secara langsung. Karena pertama, maka akan terasa asing oleh masyarakat yang sebelumnya tidak tahu. Aoalagi masyarakat yang memang apatis untuk tidak memilih.
Beberapa calon mulai menunjukkan keberadaannya di Semarang melalui media-media yang dapat dilihat. Diantaranya baliho, spanduk, dan website. Beberapa yang muncul memang bukan nama yang asing, tapi ada juga yang benar-benar baru bahkan masyarakat belum mengenal sosoknya.
Sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum maksimal. Seharusnya pemerintah kota turut serta mengkampanyekan untuk memilih yang sehat pada masyarakat. Sehat disini berart tanpa kepentingan apapun, tanpa paksaan. Selain itu pemerintah juga harus menggencarkan siapa calon-calon walikota sejak sekarang, bukan beberapa bulan sebelum pemilihan kepala daerah.
Dengan adanya media-media baik cetak maupun elektronik, sebaiknya dapat lebih dimaksimalkan untuk ajang promosi siapa saja calon walikota Semarang. Lalu diikuti oleh visi misi dan bukti nyata. Selain itu pemerintah sejak sekarang harus aktif agar masyarakat memilih dengan baik.
Harapan masyarakat semoga pemerintahan untuk 5 tahun ke depan akan lebih baik. Selain itu juga membawa Semarang menuju kota yang jelas, terarah, dan punya citra yang lebih baik lagi tak hanya nasional tapi juga internasional. Dan hal itu dapat dimulai dengan kesadaran masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang tepat.

Senin, November 09, 2009

doa

kuminta pada Allah setangkai bunga segar, tapi Dia beri kaktus berduri,
kuminta kupu-kupu, diberi ulat berbulu.
Aku sedih dan kecewa..
Namun kemudian,
kaktus itu berbungan, indah sekali.
Dan ulat itupun menjadi kupu-kupu yang cantik.
Itulah jalan Allah, indah pada waktuNya!
Allah tidak memberi apa yang kita harapkan, tapi Dia memberi apa yang kita perlukan.
kadang kita sedih, kecewa, terluka
Tapi jauh diatas segalanya Diasedang merajut yang terbaik dalamhidup kita

Senin, April 20, 2009

pemilu online, akankah?

Sangat amat tidak efektif pemilu kita. Kapan Indonesia pemilunya online??
TPSny berkimputer. Pakai layar touch screen. Atau  menggunakan mouse juga tidak masalah. Dan tidak perlu ribet dengan mengangkat kertas suara"sah:? Terlalu lama dan makan waktu.
Online juga tidak perlu quick count. Karena otomatis terhitung. Tenaga mnusia tidak banyak dikerahkan. Itu artnya bakal efisien pada uang yang dikeluarkan.
Bukankah teknologi hadir untuk memudahkan kita?
Berharap semoga sistem segera diprbaiki.