Minggu, April 24, 2011

Galakkan Budaya Baca


PENJIPLAKAN makin merebak di kampus seiring dengan kemajuan teknologi. Kemudahan akses juga membuka jalur kemudahan untuk menjiplak.

Kasus yang sering dijumpai, satu referensi menjadi acuan bagi banyak orang. Itu pun mereka lakukan tanpa mencantumkan sumber referensi dalam karya tulis. Plagiarisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), merupakan penjiplakan atau  pengambilan karangan, pendapat, dan lain sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.

Kehadiran internet dengan mesin pencari memberikan banyak informasi yang dibutuhkan, yang kemudian menimbulkan penjiplakan. Setiap orang dapat mengopi tulisan, lalu mengganti nama penulis dengan nama sendiri.

Lebih parah lagi, hasil penjiplakan itu disebarluaskan di internet, sehingga orang tak mengetahui lagi siapa penggagas yang asli. Sering kali kita jumpai artikel-artikel dalam blog yang serupa tetapi dari penulis berbeda.

Dalam lingkup akademik, banyak ditemui kasus penjiplakan. Sejauh ini ada sanksi berupa pemberian nilai nol. Dan, yang lebih berat diberhentikan sementara dalam studi. Namun bagi dosen belum ada pencopotan jabatan, karena berhubungan dengan mekanisme profesi yang digaji pemerintah.

Alasan di balik penjiplakan beragam. Mulai dari kekurangan referensi, tenggat waktu yang sempit, hingga malas membaca. Padahal, sebenarnya hal itu dapat disiasati dengan membahasakan kembali menurut penulis serta mencantumkan sumber kutipan sesuai dengan kaidah pengutipan.

Menyikapi hal itu, setiap individu dapat memulai perubahan pada diri sendiri. Tanamkan pada diri untuk membaca dan menghindari penjiplakan. Di kampus juga perlu digalakkan kembali larangan menjiplak dan pemberian sanksi tegas bagi pelanggar. Karena, tak jarang peraturan tertulis tersebut tak disosialisasikan secara kontinu.

Yang tak kalah penting adalah budaya membaca. Banyak membaca jelas memperkaya wawasan, sehingga dapat menekan penjiplakan. Kemauan membaca dapat dipaksakan dengan pengaktifan forum diskusi yang berkesinambungan. Forum diskusi menjadi ajang bertukar pikiran, berdebat, dan melengkapi pengetahuan dari berbagai sudut pandang.

Tidak ada komentar: